Saturday, August 31, 2019

Common Spanning Tree di Switch Cisco


Seperti yang kita ketahui bahwa kegunaan dari Spanning Tree Protocol adalah untuk mencegah adanya frame loop. STP pertama kali menggunakan protokol 802.1d yang disebut dengan Common Spanning Tree. CST berfungsi untuk mengatur STP setiap Switch. Dari segi kecepatan CST harus menunggu 50 detik untuk menentukan status port STP pada Switch. Selain itu juga jika di dalam Switch terdapat VLAN, maka VLAN tersebut akan masuk ke STP yang sama. Sehinga dari segi efisiensi, CST tidak direkomendasikan. Mengapa tidak efisien ?? Misal di dalam suatu topologi terdapat 3 Switch. Switch 1 yang merupakan Switch utama terhubung dengan  PC 1, PC 2, Switch 2, dan Switch 3. Switch 2 hanya terhubung dengan Switch 1, dan Switch 3. Switch 3 terhubung dengan PC 3, Switch 1, dan juga switch 2. Setelah STP terbentuk, dan jika port yang di blok adalah Switch 2. Sudah pasti bahwa saat pengiriman paket dari PC 1 di Switch 1 ke PC 3 di Switch 3, maka Switch 2 tidak akan digunakan (tidak terpakai). Oleh karena itu  di kembangkannya sebuah mekanisme dari segi efisiensi dan kecepatan.

Dari segi efisiensi CST dikembangkan menjadi:

  • Per-VLAN Spanning Tree (PVST)
Dari segi kecepatan CST dikembangkan menjadi:
  • Per-VLAN Rapid Spanning Tree Protocol (Rapid-PVST)
Lalu ada satu lagi CST yang memudahkan kita dalam membuat jalur VLAN yaitu:
  • Multiple Spanning Tree (MST)
Cara kerja dari MST adalah dengan mengelommpokkan VLAN atau menjadikan suatu grup. Konsep dari MST adalah melakukan mapping ke MST grup VLAN tersebut . Misalnya VLAN 1 sampai 250 di mapping ke MST instance nomor 1, dan VLAN 251 sampai 500 di mapping instance nomor 2. Akan tetapi MST hanya bisa di konfigurasi dengan real device, hal ini di karenakan CPT tidak menyediakan perintah MST.


Share this