Monday, March 30, 2020

Backup/Restore & Import/Export konfigurasi Mikrotik


Setiap kita mengkonfigurasi sesuatu pastinya kita membuat save file atau backup agar kita tidak perlu repot repot kembali konfigurasi dari awal, ketika kita mereboot perangkat tersebut dan pastinya kita juga memerlukan restorasi agar konfigurasi yang telah kita backup bisa berjalan. Tidak beda jauh dengan export, import. Export itu seperti mem-backup file dan import itu seperti restore file.

Perbedaan export/import & backup/restore

  • export/import
  1. File hasil simpanan berformat .src
  2. File dapat kita baca
  3. File dapat di edit
  4. Tidak bisa menggunakan GUI 
  5. Tidak diperlukan reboot untuk menjalankannya
  6. Dapat men-save semua config-an
  7. Diperlukan null konfigurasi / tidak ada konfigurasi sama sekali saat ingin me-restore
  8. Dapat men-save hanya sebagian konfigurasi
  • backup/restore
  1. File hasil simpanan berformat .backup
  2. File tidak dapat dibaca
  3. File tidak dapat di edit
  4. Bisa menggunakan GUI 
  5. Diperlukannyan reboot untuk menjalankannya
  6. Dapat men-save semua config-an
  7. Tidak harus null konfigurasi , jika ingin me-restore
  8. Tidak dapat men-save hanya sebagian konfigurasi

Backup

1. Lakukan konfigurasi apa saja, misalkan konfigurasi IP address


2. Klik menu files > klik backup


3. Berikan nama dan password untuk file backup


4. Setelah itu kita lihat di bagian file list, akan ada hasil file backup



Restore

1. Hapus terlebih dahulu konfigurasi yang kita buat




2. Balik lagi ke menu file, klik file backup-an kita > klik restore



3. Lalu kita isikan passwordnya > restore


4. karena restore memerlukan reboot, maka kita reboot


5. Dan bisa kita lihat apakah hasil konfigurasi sesuai atau tidak



Sekarang kita akan coba untuk men-copy file backup kita ke desktop. Klik backup file > seret dan tahan > taruh ke desktop


Ini adalah hasilnya. File tidak akan bisa kita baca bahkan di edit



Export

1. Lakukan konfigurasi apa saja


2. Setelah itu kita beralih ke terminal

# export file=[namafile]


3. Kita lihat di bagian list apakah sudah ada


Sekarang kita coba pindahkan file tersebut ke desktop. Klik file tersebut > seret dan tahan > taruh di desktop


Lalu kita coba buka file tersebut. Disini bisa kita lihat bahwa file tersebut dapat kita baca 


Sekarang kita akan coba men-edit file tersebut , misalkan kita ganti IP add > simpan file tersebut


Lalu kita taruh kembali file tersebut ke dalam file list



Import

1. Sekarang kita import file tersebut

# import [namafile].rsc


2. Kita cek kembali apakah konfigurasi berhasil di import atau tidak



Saturday, March 28, 2020

Konfigurasi File Server (Samba) Debian 9


Pengertian Samba Server

Samba adalah program yang dapat menjembatani kompleksitas berbagai platform sistem operasi Linux (UNIX). Samba menggunakan Service Block Message protocol (SMB).

Fungsi Samba Server

1. Untuk sharing file
2. Untuk sharing printer
3. Dapat digunakan sebagai domain controleer pada jaringan Microsoft Windows

Konfigurasi Samba Server

Authentication user

1. Pastikan Debian anda sudah terhubung ke Internet dan masukkan perintah

# apt-get update
Gunanya untuk mengupdate paket yang berada di /etc/apt/sources.list

2. Cek IP yang nantinya digunakan untuk mengakses sharing file

# ifconfig


 3. Install paket Samba

# apt-get install samba



4. Lalu kita pindah direktori ke samba dan masuk ke file smb.conf

# cd /etc/samba
# nano smb.conf


5. Tambahkan script seperti dibawah

[fileserver]                        > Membuat direktori untuk tempat sharing file
path = /home/samba        > Tempat file yang nantinya akan di sharing
valid users = sambausr    > User yang digunakan saat login file server
writeable = yes                  > Agar client bisa mengedit file yang kita kirim
browseable = yes               > Hak akses agar file dapat di browse oleh client
guest ok = no                     > Agar user anonymous tidak bisa login


6. Tambahkan user dan password untuk samba, dan juga berikan samba password pada user tersebut

# useradd sambausr
# passwd sambausr
# smbpasswd -a sambausr


7. Lalu kita buat direktori untuk samba dan juga kita coba buat file di dalam ditrektori tersebut

# mkdir samba
# cd samba
# touch percobaan.txt


8. Sekarang kita lanjut dengan menginstal paket samba client

# apt-get install smbclient


9. Lalu kita aktifkan samba client tersebut dan IP yang akan digunakan

# smbclient -I //22.22.22.22


10. Lalu kita restart samba

# /etc/init.d/samba restart


11. Sekarang kita coba lihat apakah samba tersebut sudah dapat digunakan apa tidak

# testparm

Lihat pada bagian processing section, jika telah ada script yang kita buat berarti samba sudah dapat dipakai



Pengujian client

Sesuaikan IP di client agar bisa terhubung ke Debian Server kita


Tekan tombol kombinasi ctrl + r untuk membuka kotak run



Lalu kita disuruh untuk login, gunakan user untuk samba dan juga passwordnya


Setelah itu kita lihat apakah ada file yang kita buat



Anonymous user

1. Tambahkan script seperti dibawah pada file smb.conf

[fileserveranon]                   > Membuat direktori untuk tempat sharing file
path = /home/sambaanon   > Tempat file yang nantinya akan di sharing
writeable = yes                     > Agar client bisa mengedit file yang kita kirim
browseable = yes                  > Hak akses agar file dapat di browse oleh client
guest ok = yes                       > Agar user anonymous tidak bisa login


2. Lalu kita buat direktori untuk anonymous dan buat juga file di dalam direktori tersebut

# mkdir sambaanon
# cd sambaanon
# touch tes.txt


3. Lalu kita restart samba

# /etc/init.d/samba restart


4. Sekarang kita coba lihat apakah samba anon tersebut sudah dapat digunakan apa tidak

# testparm




kita lanjut lagi dengan mengetes di client